Suarayogyakarta.com – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut masih tren suku bunga masih rendah di 2020 ini. Sebab, Amerika dan sejumlah negara lainnya masih akan mempertahankan suku bunga bank sentralnya di level rendah untuk menjaga tren pertumbuhan.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan beberapa negara masih mempertahankan tingkat bunga acuannya di level rendah untuk mendorong pertumbuhannya ekonominya.
“Ya kalau Amerika saya rasa [suku bunga] terus di bawah, akan terus mempertahankan situasi yang seperti sekarang. Eropa juga sama, Jepang apa lagi, China juga mereka dorong benar-benar intinya usahanya untuk dorong ekonomi mereka,” kata Halim di Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (13/1/2020).
“Jadi semua risikonya bukan menurunkan pertumbuhan, menurunkan permintaan tapi menunjukkan ke arah ke atas, risikonya itu risiko ke atas, upside. Lebih better, lebih baik,” lanjutnya.
Selain tingkat suku bunga yang diperkirakan masih akan rendah, Halim juga menyebut bahwa kondisi likuiditas perbankan tahun ini juga akan lebih baik dari tahun lalu. Beberapa faktor disebut akan memberikan efek positif untuk likuiditas ini.
Pertama adalah sentimen positif tentang kesepakatan dagang antara Amerika dan China yang pada minggu ini akan ditandatangani. Hal ini dinilai akan membawa sentimen positif untuk perekonomian dunia karena pelaku ekonomi juga akan menjadi lebih optimis.
Selanjutnya, adanya omnibus law yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah saat ini dinilai akan mendatangkan dampak positif untuk Indonesia di mata investor asing.
“Yang ketiga kondisi fundamental kita tetap baik dan ini yang menjadi modal Indonesia ke depan. Jadi dengan situasi seperti ini kita masih punya harapan. Kalau risiko, risikonya upside, bukan downside. Kira-kira seperti itu,” tutupnya.