PEMERINTAH memutuskan untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya menghadapi eskalasi kebakaran hutan dan lahan (karhuta) gambut menjelang musim kemarau.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Alue Dohong) dalam rapat koordinasi bersama BMKG, BPPT, dan TNI melalui video conference mengatakan, rencana TMC berupa hujan buatan akan dilaksanakan pada awal Mei. Pertimbangannya, BMKG memprediksi masih tersedia potensi bibit awan dan mendekati Juni curah hujan akan mengalami penurunan.
Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung, dan kanal yang sudah dibangun, sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik dan siap digunakan,” kata Alue dalam keterangan tertulis diterima kemarin.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono menegaskan pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.
“Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla,” sebut Bambang.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK RM Karliansyah, menyebut pihaknya telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/wali kota guna mendorong percepatan proses pembasahan lahan sebagai upaya pencegahan karhutla.
“Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah di-overlay dengan fire spot serta peta kelembapan tanah,” kata Karliansyah. Ia menambahkan, pembasahan gambut dan pencegahan karhutla dilakukan dengan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE. Pada pelaksanaan patroli, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi, juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.
Sumber : https://mediaindonesia.com/