Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi dan ekspor udang nasional, tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menyerap tenaga kerja. Langkah strategis yang akan dibangun adalah membentuk kelompok kerja beranggotakan lintas sektor.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) menargetkan ekspor udang nasional naik 250% dalam kurun waktu empat tahun dari periode 2020 hingga 2024. Jika volume ekspor udang olahan pada tahun 2018 mencapai 145,226 ton maka pada 2024 diharapkan menjadi 363,967 ton. Sementara produksi udang untuk bahan baku ekspor dari 197.433 ton pada 2018 menjadi 578,579 ton pada 2024.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan alasan pemerintah mendorong produksi udang karena potensi lahan tersedia sangat besar dari 2,96 juta hektare yang dimanfaatkan baru 0,6 juta hektare. Udang juga mempunyai nilai ekonomi tinggi begitu juga dengan peluang ekspornya.
Pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja akan tercipta jika sektor budidaya udang terus dikembangkan. Sementara itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengatakan upaya peningkatan jumlah produksi udang harus diimbangi dengan penyerapan pasarnya.
Kapasitas terpasang Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk Udang di Indonesia sejauh ini masih dominan berada di wilayah Indonesia barat sehingga perlu langkah bersama untuk meningkatkan efisiensi logistik sekaligus mempertahankan mutu produk untuk memenuhi syarat pasar.
Saat ini, KKP juga terus mengembangkan pasar baru ekspor untuk Udang dimana pasar Afrika akan dilirik karena menjanjikan dan potensial. Peningkatan produksi dan ekspor udang merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.Target khusus dari Presiden yaitu peningkatan produksi, mengawal logistik dan pemasarannya.
“Saat ini sedang dibentuk enam kelompok kerja (pokja) untuk mendorong peningkatan ekspor udang dimana pokja ini luas dan lintas sektor,” ujar dia di Jakarta, Selasa (10/3). Enam pokja meliputi, Pokja Perencanaan, Pokja Pembangunan Kawasan Tambak, Pokja Input Produksi, Pokja Teknis Operasional, Pokja Investasi dan Pemasaran dan Pokja Pelatihan, Riset dan Penyuluhan.
Keenam pokja ini dibentuk serius agar ekspor udang semakin meningkat dan keenam pokja tersebut harus saling berkoordinasi dan tidak boleh putus kontak. Masing Masing Pokja mempunyai tugas dan fungsi, komunikasi merupakan kunci agar implementasi Pokja berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.