Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Mahfud MD, mengatakan, pemerintah telah mempunyai beberapa strategi untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) agar tidak meningkat di tahun ini.
Strategi penanganan karhutla yang akan dilakukan sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan penanganan karhutla berjalan cepat dan tepat agar tidak meluas.
“Dalam pengarahan presiden ini memberikan beberapa esensi pokok, yakni pertama, prioritaskan pencegahan dengan pola deteksi dini hotspot dan monitoring rutin. Kedua, pengelolaan ekosistem gambut. Ketiga, pengendalian segenap titik api yang muncul. Dan keempat, penegakan hukum bagi pembakar hutan,” kata Mahfud MD di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut Mahfud, dari pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ada beberapa strategi yang perlu dilakukan agar karhutla dapat tertangani dengan baik dan diturunkan kasusnya.
Strategi pertama, pentingnya peningkatan penanganan karhutla mulai dari pusat hingga daerah untuk melakukan pencegahan, early warning, penetapan siaga darurat lebih dini, menerapkan reward and punishment, peninjauan lapangan serta mengajak masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla di wilayah mereka.
“Ini telah berikan hasil penurunan yang luas. Memang pada 2019, tampak berbeda dari tahun sebelumnya, disebabkan kondisi iklim. Kurangnya hari hujan dan intensitas hujan serta pola kemarau. Beberapa provinsi di Sumatera tertutup kabut asap. Di samping itu, masalah kabut asap juga mengusik hubungan regional dengan negara tetangga,” ujar Mahfud MD.
Strategi kedua, Kementerian Koordinator (Kemko) Polhukam secara khusus telah memerintahkan kepada menteri dan badan agar melakukan teknik modifikasi cuaca untuk pengaturan ritme hujan. “Mudah-mudahan kesiapan kita dalam modifikasi cuaca, kiranya bisa membuat kita melakukan pengaturan ritme hujan,” ungkap Mahfud MD.
Strategi ketiga, tambah Mahfud MD, semua pihak harus meletakkan kewaspadaan tinggi dalam menghadapi kemarau. Maka berdasarkan evaluasi bersama pada 6 Desember 2019, telah dapat diidentifikasikan arah langkah kedepan dalam kewaspadaan dan monitoring cuaca yang tidak menunggu sampai musim kemarau tiba.
“Dilakukan inovasi untuk mempercepat dan mempermudah upaya pencegahan karhutla. Misalnya cetak desa mandiri, pengendalian ruang wilayah oleh swasta dan masyarakan pada lahan hutan dan kebun serta pembukaan lahan tanpa bakar. Itu semua menjadi langkah penting,” terang Mahfud MD.
Mahfud mengklaim, luas kebakaran hutan pada 2019 berkurang hingga 1,5 juta hektare dibanding pada 2015 yang terbakar 2,61 juta. Kondisi tersebut, kata Mahfud, terlihat dari data faktual di lapangan. “Luas kebakaran pada 2019 tercatat tinggal 1.592.010 hektare lebih kecil dari 2015 2,61 juta hektare,” tandas Mahfud MD.