Jakarta – Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) pimpinan Azmi Hidzaki menyerukan pernyataan sikapnya terkait keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dalam rilisnya, LAKSI menyebut, bahwa ada sekelompok tokoh nasional yang berada di balik deklarasi KAMI di pentas politik nasional. Hal itu perlu segera untuk di antisipasi oleh inteligen dan Pemerintah.
“Pasalnya deklarasi KAMI sudah akan melakukan deklarasi di setiap kota dan provinsi untuk memperbesar penguatan jaringan dan jumlah massanya sampai ke tingkat daerah. Selain itu juga di khawatirkan massa yang tergabung di dalam KAMI di setiap daerah akan di gunakan untuk ikut menjadi bagian dari massa aksi yang akan ikut bergabung dalam demontrasi untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi.” tulis rilis LAKSI, Selasa (23/9/2020).
LAKSI juga menyoal perihal banyaknya narasi yang didesain oleh KAMI tentang kegagalan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanat rakyat.
“Tak jarang kita jumpai statmen tokoh-tokoh KAMI bahwa negara ini salah urus dan akan menjadi negara yang minus dan sengsara di karenakan hutang dan salah kelola, mereka berhasil memanipulasi data dan menyebarkan issu hoax dan membuat framing bahwa pemerintahan Jokowi telah gagal, apa yang mereka opinikan untuk sementara waktu cukup berhasil menciptakan ketakutan dan keresahan di masyarakat, sehingga membuat masyarakat terpolarisasi menjadi 2 kutub yang bersebrangan, ada yang pro dan ada yang kontra dengan pemerintah, masyarakat terjebak dengan issu yang mereka ciptakan, tidak jarang KAMI menyatakan pemerintah sudah tidak bisa di harapkan lagi untuk mensejahterakan rakyatnya, padahal apa yang mereka suarakan dalam mengkritisi pemerintahan Jokowi punya kepentingan politik untuk menjatuhkan Presiden.” Lanjut rilis LAKSI.
Dalam deklarasi KAMI, LAKSI menandaskan bahwa tidak jarang melibatkan massa yang cukup besar, padahal pemerintah daerah telah menetapkan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) untuk menghindari kerumunan massa dan menjalankan protokol kesehatan guna mengantisipasi penyebaran covid 19.
“Dengan adanya kerumunan massa melalui deklarasi KAMI di khawatirkan akan menambah penyebaran virus covid 19. LAKSI menilai desakan deklarasi KAMI itu telah menelikung demokrasi dan menciderai amanat rakyat. Karena presiden Jokowi telah di pilih rakyat melalui proses pemilu yang demokratis.”
“Oleh karena itu tidak elok rasanya jika ada kelompok masyarakat yang hanya bisa menyalahkan presiden Jokowi dalam mengurusi pandemi covid 19 ini, pandemi covid 19 juga mengguncang hampir seluruh negara tidak hanya Indonesia, maka dari itu seharusnya para elit dan tokoh politik menyadari begitu beratnya melawan covid 19 ini jika tidak dilakukan secara bersama-sama. Elit politik sudah seharusnya tidak memberikan statmen yang menimbulkan kegaduhan politik yang akan menimbulkan kontraproduktif.”
Atas persoalan itu, LAKSI menyatakan sikapnya. Pertama, meminta kepada kepada para tokoh politik dan elit politik, yang di partai politik maupun masyarakat agar tidak memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai komoditas politik untuk menyerang pemerintah yang saat ini sedang fokus dalam menanggulangi covid 19.
“Kami mengecam elit politik agar tidak membuat pernyataan yang menimbulkan kegaduhan dan keresahan publik” kata LAKSI.
Kedua, mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak terjebak dalam narasi kelompok yang berusaha untuk membenturkan rakyat dengan aparat keamanan, melalui gerakan ataupun deklarasi yang mengatasnamakan rakyat.
“Kami mengajak rakyat agar waspada apabila ditunggangi oleh kepentingan politik sekelompok elit politik yang akan menggoyang pemerintahan Jokowi.” Lanjutnya.
LAKSI juga mengajak masyarakat hendaknya menjaga persatuan dan kerukunan dengan tidak memproduksi dan menyebarkan informasi hoaks dan provokatif melalui media sosial.
“Terakhir kita mengimbau kepada masyarakat agar dapat memberikan informasi kepada pihak kepolisian, untuk menjaga wilayahnya, dari gangguan provokasi dan hasutan yang mengarah untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, diharapkan masyarakat dapat berkolaborasi dengan pihak keamanan agar dapat mengantisipasi gangguan keamanan di saat pandemi covid 19 ini.” Tutup rilis LAKSI.