Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY memaparkan hasil pemantauan bahan pokok di seluruh kabupaten/kota di DIY selama Ramadan 2025. Hasilnya, stok bahan pokok mencukupi, dan harga komoditas masih stabil.
Sekda DIY, Beny Suharsono, menjelaskan dari hasil pemantauan di sejumlah pasar, rantai pasokan bahan pokok tidak ada kendala. Pada harga komoditas, fluktuasi terjadi pada komoditas cabai rawit merah dan bawang merah.
Pemda DIY, menurut Beny, terus memantau harga bahan pokok khususnya beras, cabai, bawang, daging, telur dan komoditas lainnya. “Pemda DIY terus berupaya memastikan ketersediaan dan pasokan. Maka, Bulog menjadi salah satu kata kunci,” katanya.
Kebutuhan mendasar lain yang menjadi perhatian yakni elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram. Terlebih, beberapa waktu lalu sempat terjadi kelangaan elpiji. Namun, saat ini dipastikan ketersediaan normal dan merata.
“Ada stok yang disiapkan oleh PT Pertamina. Diperlukan pengawasan bersama antara satgas pangan dan aparat supaya tidak ada gangguan pada distribusi atau penimbunan,” katanya.
Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY, Eling Priswanto, menuturkan beberapa upaya menjaga stabilitas bahan pokok menjelang Idulfitri di antaranya operasi pasar, pasar murah, gelar pangan murah, pemantauan ke distributor dan pedagang, koordinasi terkait dengan kuota BBM dan LPG, prioritas angkutan logistik bahan pokok pangan dan LPG.
“Kami juga memantau di Stasiun Pengisian Dan Pengangkutan Bulk Elpiji [SPPBE] Jatirata untuk memastikan suplai stok dari Pertamina yang beberapa waktu lalu sempat terganggu, sekarang sudah tidak ada masalah sehingga diharapkan pasokan selama dan setelah Idulfitri tetap aman,” katanya.
Di gudang Bulog, diketahui tersedia 11.729 ton beras, bisa mencukupi untuk empat sampai lima bulan. Lalu, minyak 53.528 liter; gula 158.761 kg; dan tepung terigu 5.595 kg. “Bulog juga mendapatkan penugasan untuk menyalurkan beras SPHP sebanyak 1.500 ton sampai 29 Maret 2025,” katanya.