Pemerintah mengklaim kondisi kondisi pasar keuangan terus membaik memasuki semester II/2020, setelah mengalami tekanan cukup besar dari pandemi virus Corona atau Covid-19.
Dirjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan salah satu indikator adanya perbaikan tersebut adalah membaiknya imbal hasil surat berharga negara (SBN) 10 tahun ketimbang Maret dan April 2020.
“Pergerakan yield (imbal hasil) year to date-nya hingga saat ini sudah ada perbaikan,” kata Luky melalui konferensi video, Jumat (24/7/2020).
Pada awal 2020, lanjut Luky, imbal hasil SBN 10 tahun berdenominasi rupiah tercatat 7%. Namun, angka tersebut melonjak pada Maret hingga April dengan imbal hasil SBN 10 tahun mencapai 8,3%-8,4%.
“Kemudian ini berangsur turun lagi, bahkan sudah lebih rendah dibandingkan dengan posisi awal tahun,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Luky, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mengalami perlemahan. Hingga 23 Juli 2020, rupiah tercatat masih mengalami depresiasi 5,2% dalam tahun berjalan ini. “Rupiah terdepresiasi, tapi not bad,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Luky menilai aktivitas ekonomi di beberapa negara emerging market mulai pulih. Namun, investor belum kembali ke pasar modal seiring dengan sentimen negatif terkait dengan pandemi yang belum terkendali di beberapa negara.