KRI dr Soeharso hari ini sekitar pukul 10.00 WIB berangkat ke Selat Durian, Riau, untuk menjemput 188 orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal pesiar World Dream.
Hal ini dikemukakan Sesditjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto, kepada awak media di Gedung Kemenkes, Jakarta, kemarin.
Tim kesehatan yang diberangkatkan sekitar 30 orang. Mereka mendampingi proses observasi para ABK selama 14 hari tidak terputus di Pulau Sebaru Kecil.
Achmad mengatakan kondisi ratusan ABK itu telah diperiksa oleh tim kesehatan yang ada di kapal World Dream. Hasilnya menyatakan mereka negatif terpapar virus korona.
“Namun, kami tetap melakukan pemeriksaan. Setelah itu, kami membawa (mereka) menuju ke Pulau Sebaru Kecil (Kepulauan Seribu).
Rencananya KRI Soeharso yang mengangkut para ABK tiba di Pulau Sebaru Kecil Jumat (28/2) dini hari.
“Pemerintah menurunkan seorang dokter spesialis paru dan seorang dokter spesialis penyakit dalam. Pun dilibatkan beberapa perawat: perawat paru dan penyakit dalam.
Pulau Sebaru Kacil yang berada di Kepulauan Seribu dipilih menjadi tempat karantina para ABK World Dream karena tidak berpenghuni. Di sana pun terdapat sejumlah bangunan yang dapat digunakan untuk mengarantina para ABK.
“Ada delapan gedung bertingkat terdiri atas kamar-kamar. Ada ruang makan bersama, ada 168 tempat tidur yang bisa ditambah hingga 200 tempat tidur. Bangunan di Pulau Sebaru Kecil sudah dilengkapi fasilitas listrik dan air bersih.
Di sisi lain, WHO mengatakan dunia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan pandemi virus korona. Kendati masih terlalu dini untuk menyebut wabah tersebut sebagai pandemi, semua negara harus berada dalam fase siap siaga.
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir di Iran, Italia, dan Korea Selatan sangat memprihatinkan (lihat grafik).
Seperti diketahui, Tiongkok merupakan tempat awal mula munculnya virus korona, yakni sudah lebih dari 77.700 orang terinfeksi virus serta lebih dari 2.705 meninggal di dunia.
“Kami tidak menyaksikan penyebaran global yang tidak terkendali dari virus ini. Kami pun tidak menyaksikan penyakit parah atau kematian dalam skala besar. Apakah memiliki potensi pandemi? Itu benar. Apakah kita sudah sampai (ke arah sana)? Dari penilaian kami, belum,” ungkap Thedros seperti dikutip BBC, kemarin.
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan, di Indonesia tidak ditemukan satu pun kasus korona.
“Tadi kami rapat kabinet, tidak ada satu pun kasus korona di sini. Jadi, belum ada orang terinfeksi korona.