Suarayogyakarta.com – MANTAN Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bahwa salah satu pemicu maraknya aksi radikal ialah munculnya perasaan terzalimi dari para pelakunya. Kalla mengatakan semua aksi radikalisme tidak serta-merta terjadi.
“Radikalisme yang bermula dari kezaliman bisa terlihat pada berbagai kelompok, seperti Al-Qaeda dan ISIS yang banyak terlibat aksi kekerasan dan penyerangan di berbagai tempat,” kata JK di Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Menurut Jusuf Kalla, maraknya radikalisme bisa jadi bahan introspeksi diri bagi semua pihak sebab dikhawatirkan ada kezaliman yang berujung kemarahan para pelaku aksi radikal.
“Karena radikalisme timbul dari situ. Maka kita introspeksi ke dalam. Di lain pihak, kita juga menutupi, jangan sampai timbul radikalisme, kezaliman yang lebih besar,” lanjutnya.
Jusuf Kalla menilai pencegahan radikalisme bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai sektor, terutama di bidang pendidikan, dengan menanamkan ajaran agama yang jauh dari perilaku ekstrem. “Perguruan tinggi atau universitas mengajarkan pentingnya Islam yang moderat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan semua pihak harus waspada karena ancaman tindakan radikalisme bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. “Mudah-mudahan dengan membangun kesadaran kesiapan kita bergandengan tangan merupakan hal penting yang dibutuhkan kita sekarang ini,” ungkapnya.
Menurut Surya, hanya radikalisme yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan aksi terorisme yang merugikan orang lain dan diri sendiri. Tak ada satu ajaran agama pun yang membenarkan radikalisme.