Tak bisa dimungkiri, Kartu Prakerja program inovatif yang sangat bagus. Sejak desain awal diniatkan untuk membantu pencari kerja memasuki pasar kerja yang lebih berkualitas, yang dituntut mengikuti perkembangan termasuk new normal akibat pandemi Covid-19.
Selama ini, banyak lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) tak bisa masuk dunia kerja karena tidak mempunyai keterampilan memadai, karena memang sebenarnya disiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana, yang lebih diarahkan sebagai pemikir. Namun, ternyata pengangguran lulusan Sekolah Menengah Khusus (SMK) pun lebih tinggi.
Mereka tidak mendapat kerja karena keterampilan yang dipelajari di sekolah jauh ketinggalan. Mesin- mesin yang dipelajari di sekolah misalnya, berbeda jauh dengan di lapangan kerja yang sudah lebih modern, sesuai perkembangan teknologi. Itulah sebabnya, program Kartu Prakerja diusung incumbent Joko Widodo ketika maju pilpres periode kedua untuk memenangkan hati pemilih.
Kini, memenuhi janji kampanye Presiden Jokowi, pemerintah menggelar Kartu Prakerja untuk mendidik pencari kerja agar tak hanya bisa diterima sebagai pegawai, namun juga mampu bekerja mandiri dengan keterampilan yang dikuasai. Walaupun bekerja informal seperti menjual bubur, bisa dikembangkan dengan layanan yang luas lewat penjualan online misalnya.
Lihat saja, Kopi Kenangan bisa meraih pendanaan seri B senilai US$ 109 juta atau Rp 1,63 triliun yang dipimpin oleh Sequoia Capital. Saat ini, Kopi Kenangan telah mengoperasikan 324 toko di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan, orang akan lebih bisa beradaptasi dan memanfaatkan atau bahkan menciptakan peluang bisnis yang bagus.
Mereka bisa mengembangkan inovasi setelah mendapat pelatihan yang tepat. Misalnya dilatih sebagai chef, yang hingga mempelajari detail aturan memotong daging dan memilih bagian yang terbaik untuk meningkatkan nilai tambah, untuk memikat pelanggan.
Itulah sebabnya sangat baik ada program Kartu Prakerja, sehingga pencari kerja mendapat bantuan pelatihan yang dibutuhkan.
Selain itu, program ini juga memberi dana untuk para pelatih. Saat ini, setiap penerima Kartu Prakerja mendapatkan paket manfaat total senilai Rp 3.550.000, yang dilaksanakan dalam dua tahap. Yang pertama, pemberian bantuan biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000, yang dapat dipergunakan untuk membeli satu atau lebih pelatihan di delapan mitra platform digital. Mitra itu adalah Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijarmahir, dan dari pemerintah yakni Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker) Kemenaker. Mitra ini masih terbuka untuk ditambah. Yang kedua, berupa pemberian insentif setelah pelatihan dipastikan telah dilakukan. Insentif tersebut terdiri atas 2 bagian.
Pertama, insentif pasca penuntasan pelatihan pertama sebesar Rp 2.400.000, yang diberikan Rp 600.000 per bulan selama empat bulan.
Kedua, insentif pasca pengisian, yaitu survey evaluasi sebesar Rp 50.000 per survei, dengan total ada 3 survei sehingga total nilainya Rp 150.000. Insentif akan ditransfer langsung ke rekening peserta di bank badan usaha milik negara (BUMN) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau ke e-wallet OVO, LinkAja, atau GoPay milik peserta. Pada tahapan kedua inilah pemerintah meminta bantuan mitra aplikasi e-walletuntuk mendistribusikan insentif langsung kepada peserta.
Mitra aplikasi pembayaran digital ini tidak dibayar pemerintah. Mereka bahkan membantu untuk menyosialisasikan di semua lini media mereka secara gratis, plus menyumbangkan SDM-nya untuk pengembangan program strategis nasional ini tanpa dibayar gajinya oleh pemerintah. Mereka juga membantu melakukan prinsip know your customer (mengenal nasabah). Prinsip know your customer yang wajib diterapkan institusi jasa keuangan ini untuk mengetahui identitas nasabah, serta memantau kegiatan transaksi nasabah, termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan.
Prinsip mengenal nasabah tidak sekadar berarti mengenal nasabah secara harafiah, namun juga untuk mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh identitas nasabah yang terkait dengan profil dan karakter transaksi yang dilakukan melalui jasa keuangan.
Mereka mau membantu karena untuk kepentingan negara. Namun, di sisi lain, program ini juga masih ada kelemahan. Pasalnya, hingga kini belum tersosialisasikan dengan baik sampai ke daerah, sehingga muncul rumor tak sedap. Program ini juga baru dilaksanakan secara digital, belum masuk pelatihan offline, karena keburu ada pandemic Covid-19 yang harus diputus mata rantai penyebarannya dengan physical distancing dan menghindari kerumunan.
Oleh karena itu, secepatnya setelah kebijakan menjaga jarak selesai, pelatihan offline atau tatap muka yang lebih berkualitas harus segera direalisasikan sebagaimana desain awal.
Sedangkan untuk Kartu Prakerja yang juga menjadi semacam bantuan sosial sudah bagus. Ini karena lebih memberikan kail untuk bisa mencari makan secara berkelanjutan dan lebih bermartabat, ketimbang semacam bantuan langsung tunai (BLT) yang hanya sekali makan habis. Sistem Kartu Prakerja juga dibuat secara online yang langsung masuk rekening penerima secara transparan, tidak menggunakan middle man agar tidak dikorupsi.
Oleh karena itu, program inovatif ini harus didukung semua pihak, dengan tentunya terus diperbaiki ke depan. Dananya juga jangan hanya Rp 20 triliun, tapi ditambah agar tidak hanya menjangkau 5,6 juta penerima. Pesertanya harus diperluas agar lebih banyak pekerja Indonesia terlatih dan mendapatkan pendapatan lebih besar, baik di dalam maupun luar negeri.