SD Sekolah Alam Insan Mulia menyelenggarakan ASEAN Children Conference and Culture Exhibition 2020, Rabu, 5 Februari 2020.
Kegiatan ini diikuti 90 siswa kelas 6 SD Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM). Para siswa yang mengikuti acara ini mengenakan baju khas negara anggota ASEAN.
Eko Yulianto, penanggung jawab kegiatan mengatakan, acara ini merupakan puncak implementasi belajar anak-anak dalam sidang-sidang komisi yang diselenggarakan di kelas.
“Sebelumnya para siswa harus mempresentasikan diri perwakilan negara-negara ASEAN di kelas seperti sidang komisi,” kata Eko.
Dalam presentasi di kelas, materinya antara lain identitas negara, kondisi geografis, sejarah singkat, tokoh penting, budaya dan kesenian khas, makanan dan minuman khas, fakta unik, dan pidato kenegaraan.
Lanjut Eko, model pembelajaran seperti ini sesuai dengan model ‘Merdeka Belajar’ yang digagas Menteri Pendidikan dengan melibatkan beberapa mata pelajaran yang dikemas dalam kegiatan tersebut.
“Beberapa mata pelajaran itu ada Seni Budaya, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Sosial, Bahasa Inggris serta Bahasa Indonesia,” kata Eko.
Eko berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran para siswa sebagai generasi penerus yang mampu menjadikan perbedaan sebagai sesuatu yang harus diterima, sebagai sebuah keunikan dan menjadikannya sebagai alasan untuk saling menghormati, toleransi, dan tolong menolong.
Affan Nabihan Farzan (13 tahun), salah satu peserta konferensi yang juga siswa SD Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) dalam pidatonya merepresentasi negara Indonesia mengungkap keprihatinan terhadap masyarakat Rohingya.
“Saya mengajak seluruh masyarakat dunia untuk saling membantu. Terutama membantu masyarakat Rohingya yang kerap dipinggirkan. Meskipun kita berasal dari negara, suku, dan agama yang berbeda, tapi ingatlah kita semua adalah saudara,” kata Nabian dalam pidatonya.