PEMERINTAH pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai membangun underpass interchange Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang menghubungkan dengan Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi), Rabu (15/1/2020). Jalan penghubung kedua tol itu akan dimulai dari gerbang keluar Jalan Tol Purbaleunyi.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hari Suko Setiono mengatakan, pembangunan ini ditargetkan selesai pada 13 Mei mendatang atau H-10 Idul Fitri 2020.
Selain underpass, pada interchange Jalan Tol Cisumdawu inipun akan dibangun jalan layang sepanjang 1,7 kilometer yang akan menghubungkan kedua tol tersebut.
Jalan layang digunakan untuk kendaraan dari Tol Purbaleunyi yang akan menuju Tol Cisumdawu (atau sebaliknya). Kalau underpass digunakan untuk kendaraan yang keluar dari gerbang tol Cileunyi yang akan menuju Garut, Tasik,” kata Hari di lokasi pembangunan.
Menurutnya, kedalaman underpass ini 5,2 meter dengan panjang 200 meter yang seluruhnya termasuk ke dalam seksi I pembangunan Jalan Tol Cisumdawu. Adapun keseluruhan pembangunan infrastruktur tersebut mencapai enam seksi.
“Secara keseluruhan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu sudah mencapai 50%,” katanya seraya menargetkan seluruh pembangunan jalan tol ini rampung pada 2021.
Di tempat yang sama, Direktur Lalu-lintas Polda Jawa Barat Kombes Eddy DJ mengatakan, perlu adanya rekayasa lalu-lintas selama pembangunan interchange tersebut.
Ini sangat diperlukan karena pembangunan itu akan berdampak terhadap penumpukan kendaraan di simpang Cileunyi. Pihaknya bersama Dinas Perhubungan sudah menentukan sejumlah skema untuk mengantisipasi kemacetan.
Kami bersama Dinas Perhubungan akan memberlakukan rekayasa lalu lintas dari arah exit tol Purbaleunyi menuju Garut, Tasik, Sumedang. Dimulai 15 Januari sampai 13 Mei.
Dia menjelaskan, jalur kendaraan yang keluar dari gerbang tol Cileunyi akan dibagi dua. Bagi yang menuju Cibiru dan Sumedang akan dibelokkan ke kiri. “Di simpang Tugu Cileunyi bisa belok kanan untuk yang ke arah Sumedang.
Adapun kendaraan dari gerbang tol Cileunyi yang akan menuju Tasikmalaya dan Garut, akan diarahkan ke sodetan (lawan arah) di jalur biasa untuk mengurai kepadatan.
Kendaraan dari arah Sumedang yang akan menuju ke tol, akan melewati simpang Cileunyi, lalu belok kiri, lurus, nanti ada U turn, belok kanan, lalu ke kiri, lalu tol.
Adapun bagi kendaraan dari Sumedang yang akan menuju Cibiru Bandung (nontol), akan diarahkan juga ke simpang Cileunyi untuk kemudian berbalik arah menuju Cibiru.
Selain itu, kepolisian pun menyiapkan jalur alternatif jika di simpang Cileunyi terjadi penumpukkan kendaraan. Salah satunya dengan keluar dari gerbang Tol Buahbatu untuk kendaraan yang akan menuju Cibiru dan Sumedang.
“Untuk kendaraan dari Sumedang yang akan menuju Bandung, Garut, dan Tasik, bisa menggunakan Jalan Sayang. Dan kendaraan dari Cirebon yang akan ke Bandung, bisa gunakan Tol Cipali. Kendaraan dari Garut dan Tasikmalaya yang akan menuju Bandung dan Majalaya bisa menggunakan Jalan Raya Cijapati.
Lebih lanjut, dia meminta kontraktor agar tepat waktu dalam mengerjakan underpas interchange tersebut. “Karena nanti kan ada Lebaran (Idul Fitri). Kalau molor, bisa kebayang macetnya.
Sementara itu, menurut Kepala Satuan Kerja Jalan Tol Cisumdawu Badan Pengelola Jalan Nasional Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan, pengerjaan seluruh seksi I yang di dalamnya terdapat underpass interchange ini akan dilakukan oleh China Road Bridge Corporation bersama dengan Adhikarya, salah satu BUMN. Dia menyebut, nilai kontrak pada seksi pertama ini mencapai Rp2,2 triliun.
Hingga saat ini, menurutnya pengerjaan di seksi I sudah mencapai 77,58%. “Seksi I ditargetkan selesai tahun ini.
Pada seksi I ini, dia mengaku masih menemui kendala terutama pembebasan lahan. Menurutnya, di kawasan sekitar Cileunyi saja terdapat 80 bidang tanah yang belum dibebaskan.
“Tinggal menunggu konsinyasi di pengadilan negeri Bandung.
Lebih lanjut dia katakan, pembangunan seksi III sudah mencapai 75%. Sedangkan untuk seksi IV, V, dan VI pengerjaannya baru akan dimulai.
Menurut dia, pembangunan Jalan Tol Cisumdawu yang dimulai sejak 2012 ini molor karena terkendala lahan. “Kalau pembebasan lahan bisa diselesaikan, konstruksi pasti bisa. Secara teknis, fisik, konstruksi, pasti bisa