Suarayogyakarta.com – Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan realisasi investasi di Indonesia akan menurun lantaran adanya situasi ketidakpastian global, khususnya penyebaran wabah virus Corona (Covid-19).
“Penurunan investasi langsung [foreign direct investment/FDI] ke Indonesia tidak bisa dipungkiri. Secara global investasi memang sedang melemah,” katanya ketika dihubungi, Rabu (4/3/2020).
Menurutnya, pemerintah tidak dapat memaksa untuk meningkatkan investasi di tengah suasana ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Justru, penyebaran virus Corona merupakan kesempatan bagi pemangku kepentingan di Indonesia untuk melakukan reformasi kebijakan secara struktural.
Salah satu agenda utama yang seharusnya dikejar, lanjutnya, yakni menyelesaikan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan Perpajakan pada tahun ini. Dia menilai reformasi kebijakan struktural memiliki tujuan untuk meningkatkan posisi kemudahan berbisnis (ease of doing business/EODB) di Indonesia.
“Ini kesempatan bagi kita untuk memperbaiki EODB, jika bisa ke level 50. Saya berharap reformasi struktural, termasuk Omnibus Law, selesai tahun ini. Ketika ekonomi dunia membaik, radar investor akan melihat bahwa kita [regulasi bisnis] ada perbaikan. Hal ini penting, khususnya bagi sektor riil,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Indonesia saat ini masih menduduki posisi ke-73 pada 2019. Meski tak bergeming dibanding 2018, Indonesia mencatatkan peningkatan skor pada indeks dari 67,96 pada 2018 menjadi 69,6 pada 2019. Dalam laporannya, Bank Dunia menyoroti sejumlah faktor yang mendukung kemudahan berbisnis di Indonesia, di antara lain proses untuk memulai bisnis, urusan perpajakan, hingga kegiatan perdagangan lintas batas.
Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi, baik asing dan dalam negeri, sebesar Rp809,6 triliiun atau melampaui target awal sebesar Rp792 triliun.?
Capaian itu melampaui hingga 102,2% dari target yang ditetapkan BKPM. Angka total realisasi investasi 2019 ini tumbuh 12,24% dibandingkan Rp721,3 triliun.
Adapun, realisasi investasi ini terdiri dari kontribusi investasi asing (PMA) sebesar Rp423,1 triliun dan investasi dalam negeri sebesar Rp386,5 triliun.