Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penataan di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado – Likupang. Hal ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi, khususnya sektor pariwisata di era kenormalan baru.
“Dalam tatanan normal baru, pemerintah meyakini bahwa salah satu sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Untuk itu, tidak ada kegiatan pembangunan infrastruktur pada 5 KSPN yang dihentikan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (6/7).
Menurutnya, Kementerian PUPR pada tahun 2020 ini telah memulai proses lelang pekerjaan Penataan Kampung Ulos Huta Raja dan Huta Siallagan di Kabupaten Samosir dengan Pagu DIPA 2020-2021sebesar Rp57,9 miliar. Hal ini sebagai upaya mempertahankan seni dan budaya lokal dalam produksi tenun ulos sebagai daya tarik wisatawan.
Apalagi kedua desa tersebut selama ini dikenal sebagai desa wisata yang kerap disambangi wisatawan. Selain sebagai pusat tenun, di kawasan Huta Raja juga masih terdapat Rumah Adat Batak Samosir atau Rumah Gorga.
“Selain sebagai pusat tenun, dengan adanya beberapa Rumah Gorga yang sudah cukup tua menjadikannya sebagai kawasan pusaka. Ada sekitar 40 unit rumah yang akan kita coba rehabilitasi, supaya pelatihan tenun dan keahliannya terus berlanjut,” imbuh dia.
Dikatakan Menteri Basuki, ruang lingkup penataan adalah perbaikan kondisi rumah gorga dan lingkungannya. Selain kondisi beberapa rumah yang sudah terdegradasi, sebagian rumah lainnya telah beralih wujud menjadi rumah modern.
Dia meyakini apabila Kampung Tenun Ulos Huta Raja dapat ditata dengan lebih baik serta dilengkapi dengan berbagai infrastruktur dasar, seperti air bersih sanitasi, dan lansekap yang menarik. Maka diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung.
Libatkan Tukang Setempat
Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Danis H. Sumadilaga mengatakan, pemugaran Rumah Gorga yang merupakan cagar budaya akan melibatkan tukang-tukang lokal setempat. Sekaligus akan menjadi workshop atau media pelatihan bagi masyarakat setempat untuk memelihara keberlanjutan tradisi dan keahlian yang unik ini.
“Ada beberapa rumah yang bentuknya telah beralih menjadi rumah modern, sehingga nantinya akan kita coba relokasi dan buat sepenuhnya menjadi rumah gorga. Kita akan melibatkan masyarakat setempat karena butuh keahlian khusus untuk membangunnya,” ujarnya.
Nantinya, setelah direvitalisasi rumah gorga tersebut dapat menjadi homestay bagi para wisatawan. Sehingga mampu mendukung pemulihan ekonomi lokal di kawasan tersebut.
Sumber : merdeka.com