Penyebaran paham radikal masih terus diwaspadai pemerintah Indonesia. Karena itu, Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror Mabes Polri membangun Kampung Tangguh Ideologi.
Program ini diharapkan bisa mencegah penyebaran radikalisme dari lingkungan terkecil, seperti tingkat RT dan RW.
Kasubdit Kontra Ideologi Ditcegah Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Ponco Ardani, mengatakan Kampung Tangguh Ideologi juga bertujuan meningkatkan peran empat pilar masyarakat dalam mencegah radikalisme, yaitu babinsa, bhabinkamtibmas, penyuluh agama, serta perangkat desa atau tokoh masyarakat.
“Itu tujuannya menciptakan lingkungan terkecil RW, kampung, desa untuk menaggulangi penyebaran radikalisme, teeorisme,” ujar Ponco dalam kegiatan Workshop Kebangsaan yang diikuti 109 penyuluh agama dan bhabinkamtibmas di Jakarta Timur
Dia berharap, Kampung Tangguh Ideologi ini bisa menyebar luas ke seluruh wilayah NKRI, sehingga Indonesia menjadi negara yang tangguh ideologi.
“Artinya kalau satu RT itu sudah tangguh ideologi, maka akan menular ke seluruh Indonesia. dia akan menjadi negara yang tangguh ideologi,” ucap Ponco.
Menurut dia, Kampung Tanggug Ideologi ini akan mensinergikan seluruh pimpinan di desa untuk mengedukasi masyarakat, mencegah masuknya paham radikal, melindungi masyarakat yang rentan terpapar, mendata dan memgawasi pendatang yang masuk ke lingkungan masyarakatnya, serta menjaga tolernasi dan moderasi beragama di lingkungannya.
Ponco mengatakan, program Kampung Tangguh Ideologi ini sudah dijalankan di daerah Depok. Kedepannya, kata dia, Densus 88 akan memperluas ke daerah-daerah lainnya.
Namun, menurut dia, program ini masih perlu banyak tenaga dan sumber daya manusia, serta perlu menggandeng seluruh pemangku kebijakan.
Dia menambahkan, Program Kampung Tangguh Ideologi ini sebenarnya mengadopsi dari program Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran saat menjadi Kapolda Jawa Timur.
Dia menilai, saat itu Fadil Imran sukses mengembangkan program kampung tangguh di Jawa Timur yang diyakini juga berperan dalam upaya menekan angka positif Covid-19.
“Kampung Tangguh Ideologi yang pertama itu di Depok. Ini diadopsi dari Kapolda Metro yang sukses di Jawa Timur. Jadi kita coba kembangkan di sini. Artinya mengukur sumber daya kita yang ada,” jelas Ponco.