Suarayogyakarta.com – Kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin memasuki 100 hari. Di periode tersebut, Jokowi-Ma’ruf dinilai sukses menjaga stabilitas politik.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menilai stabilitas politik kunci menjalankan roda pemerintahan. Program dan visi misi Joko-Ma’ruf bisa berjalan tanpa hambatan.
“Harusnya itu dimanfaatkan untuk mempercepat agenda-agenda tersebut,” tutur Djayadi di Kompleks Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu 22 Januari 2020.
Djayadi mengingatkan meski Jokowi fokus pada pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, tetapi tidak melupakan pembangunan insfratruktur yang menjadi kekuatan di periode pertamanya.
“Pertama jangan sampai enam bulan ini infrastruktur mulai kendor,” kata Djayadi.
Jokowi-Ma’ruf Amin juga diminta menunjukkan bukti konkret dan implementasi program kerjanya. Misalnya, kata Djayadi, detail rencana penghapusan Ujian Nasional, persiapannya, dan dampak bagi murid serta guru.
Djayadi juga menyinggung omnibus law yang tengah dibahas DPR. Dia mengatakan Jokowi perlu memerinci pelaksanannya dan kapan efektif berdampak pada investasi di Indonesia.
Djayadi menambahkan pemerintah perlu lebih terbuka mendengar suara publik. Pasalnya, kata dia, publik mulai meragukan Jokowi lantaran draf omnibus law tak kunjung rampung dan anggapan lemahnya dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi.
“Tapi kalau tidak peduli (suara publik) apalagi Pak Jokowi tidak akan nyalon (menjadi presiden) lagi, itu soal lain,” pungkasnya.