MARAKNYA hoaks yang beredar di masyarakat juga menjadi perhatian khusus Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Efek yang merobek-robek Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu faktornya.
“Memang saat ini adalah era post-truth. Tapi berbagai pengalaman atas efek buruk dari hoaks, disinformasi, dan sejenisnya itu, sudah sepatutnya menjadikan kita semua mawas diri. Ada Bhineka Tunggal Ika yang harus kita jaga.
Wakapolri melanjutkan, merupakan satu kepastian bagi masyarakat untuk melakukan cek dan ricek.
Ia menegaskan, berdasarkan data yang ada, dampak hoax dan disinformasi berdampak buruk bagi masyarakat. Dimulai dari yang terkecil, bisa menyebabkan generasi muda jadi kontraproduktif karena waktunya tersita akibat terlalu sering melihat berita di media sosial. Padahal keberadaan berita itu belum tentu benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu fakta. Selain itu, dampak yang paling mengancam adalah dapat memicu perpecahan.
“Perpecahan sangat merusak, salah satunya warisan dari para pendiri bangsa, Bhineka Tunggal Ika. Kapolri sendiri juga sudah tegas menyatakan melalui 7 Program Prioritas yang salah satu isinya adalah Pemantapan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat-red). Untuk itu, saya menghimbau masyarakat agar senantiasa menghindarkan diri melakukan perbuatan maksiat, perbuatan tercela dan perbuatan pidana. Segera putus rantai hoaks dan disinformasi itu.