Categories Nasional

Tiga Skema Erick Thohir Selamatkan Jiwasraya

Menteri BUMN Erick thohir membeberkan tiga skema penyelamatan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). hal ini dilakukan sebagai langkah dalam menyelamatkan kasus yang saat ini terjadi di jiwasraya. Ketiga skema ini dibeberkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam bincang media di kantornya.

Asal tahu saja, saat ini Jiwasraya punya total aset sebanyak Rp23,26 triliun. Dari total aset itu, 52,2 persen di antaranya merupakan aset finansial berupa saham. Sayangnya, mayoritas saham-saham yang dinvestasikan Jiwasraya merupakan saham yang tidak likuid.

Alhasil investasi saham Jiwasraya justru buntung. Saat ini tercatat total utangnya (liabilitas) mencapai sebesar Rp50,5 triliun. Dari angka itu, Rp15,7 triliun di antaranya merupakan liabilitas dari produk JS Saving Plan. Produk ini jadi awal mula seretnya keuangan Jiwasraya.

“Skema penyehatan liabilitas (produk) Saving Plan itu ada tiga sumber. Pertama, hasil penjualan Jiwasraya Putra sebesar Rp3 triliun,” ungkap Arya di gedung Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019.

Jiwasraya Putra merupakan anak usaha yang dibentuk Jiwasraya. Dalam hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir ingin menjual/melepas saham Jiwasraya Putra. Tujuannya, agar bisa memperbaiki likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

Sementara skema kedua ialah pembentukan holding asuransi. Perusahaan induk yang membawahi perusahaan asuransi pelat merah ini diharapkan bisa menyuntik modal ke Jiwasraya dengan total sebanyak Rp8 triliun.

“Kita kan bikin holding, diharapkan dari situ akan ada Rp2 triliun per tahun. Akan ada empat tahun, sehinga totalnya Rp8 triliun,” beber Arya.

Dalam skema ini, urainya, perusahaan-perusahaan asuransi negara yang tergabung dalam holding asuransi membantu menjual produk Jiwasraya. Dari bantuan holding asuransi itu Erick berharap ada dana segar yang masuk ke Jiwasraya sebanyak Rp2 triliun per tahun. Langkah ini dilakukan selama empat tahun setelah holding asuransi terbentuk.

“Holding asuransi diharapkan (terbentuk) kuarter satu hingga kuarter dua tahun depan, delapan bulan lah. Tapi paling lambat (terbentuk) Agustus 2020 untuk holding ini,” ucap Arya.

Terakhir, sambung dia, menjual aset finansial Jiwsraya berupa saham-saham tidak likuid. Dari hasil penjualan ini diharapkan memperoleh dana segar sebanyak Rp5,6 triliun.

“Diharapkan dari hasil penjualan aset finansialnya yang saham tadi dapat menghasilkan sebesar Rp5,6 triliun,” ujar Arya.

Penjualan saham Jiwasraya yang tak likuid ini menunggu harga sahamnya mengalami naik. Langkah ini paling lambat terealisasi pada Agustus tahun depan.

“Kita tunggu supaya jangan terlalu rendah, kita kejar targetnya Rp5,6 triliun. Saat ini kan masih undervalue, kalau dijual terlalu rendah enggak sampai (target) juga. Sayang,” pungkas Arya.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *