Suarayogyakarta.com – Pemerintah terus berupaya untuk memerbaiki iklim kemudahan berbisnis di Indonesia. Upaya tersebut pun dilakukan dengan melakukan sosialiasi kepada investor baik lokal maupun asing mengenai berbagai perbaikan peraturan yang sedang dilakukan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam acara Outlook Ekonomi dan Investasi Indonesia tahun 2020 di kantor BKPM pun membeberkan beberapa hal yang akan dilakukan pemerintah dalam memerbaiki iklim investasi untuk menarik minat para investor.
“Akhir kuartal 2019 lalu, pertumbuhan konsumsi kita sedikit di bawah 5 persen dengan pertumbuhan investasi hanya tumbuh 4,06 persen (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB). Padahal kami sebagai Menteri Keuangan sebelumnya sempat mengharapkan pertumbuhan investasi itu bisa mencapai 6 persen,” ujar Sri Mulyani ketika memberikan paparan di depan investor yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Eropa di Indonesia (EuroCham) di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Namun demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut pun optimistis dalam memandang prospek perekonomian Indonesia di 2020. Meski di awal tahun perekonomian dunia telah diliputi oleh ketidakpastian salah satunya dengan wabah virus corona yang menyebar dengan begitu cepat.
“Kami benar-benar berharap tahun 2020 akan menjadi sedikit lebih optimistis seperti yang telah dinyatakan oleh banyak institusi,” ujar Sri Mulyani.
Namun demikian, Sri Mulyani menilai upaya pemerintah dengan menerbitkan Omnibus Law Perpajakan dan Omnibus Law Cipta Kerja mampu menangkal ketidakpastian tersebut.
Adapun Bahlil mengatakan, BKPM mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 809,6 triliun pada 2019. Angka tersebut surplus 18 persen dari target.
Dia menilai, dengan kondisi yang cukup sulit di 2019 realisasi investasi tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia.
“Dunia luar atau investor, kepercayaan ke Indonesia itu kuat sekali dengan potret 2019. Posturnya? 52 persen dari foreign direct investment (FDI) 47 persen dari dalam negeri,” ujar dia.