Presiden RI Prabowo Subianto diyakini memiliki komitmen terhadap Laut China Selatan.
Hal itu diungkapkan Pengamat dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.
Fahmi beralasan bahwa Laut China Selatan membutuhkan penanganan khusus karena melibatkan juga negara lain.
“Kenyataannya, Indonesia selalu menegaskan bahwa Laut China Selatan adalah wilayah yang penuh dengan sengketa dan Indonesia tetap konsisten menjaga kedaulatan dan hak berdaulatnya dengan tegas berdasarkan UNCLOS 1982,” kata Fahmi, lewat keterangan, Jumat (6/12/2024).
Prabowo dinilai mengadopsi sikap pragmatis dalam menghadapi China sebagai kekuatan besar di kawasan.
Menurutnya hal ini membangun hubungan yang konstruktif dan menghindari ketegangan yang tidak perlu.
“Sebagai negara yang memegang teguh kebijakan luar negeri bebas aktif, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto menghadapi tantangan diplomatik yang sangat kompleks,” katanya.
Fahmi mengatakan Indonesia tidak mengesampingkan prinsip kedaulatan, tetapi berusaha mengelola hubungan dengan China dengan bijaksana, mengingat peran penting negara ini dalam perekonomian global.
“Kunjungan luar negeri pertama Presiden Prabowo menunjukkan upaya serius untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan memperluas pengaruh negara,” ungkap Fahmi.
Diplomasi Indonesia di bawah Prabowo, tetap berfokus pada menjaga kedaulatan negara, membangun hubungan konstruktif dengan berbagai pihak serta beradaptasi dengan perubahan global.
Semua ini adalah langkah-langkah yang dibutuhkan Indonesia untuk relevan dalam percaturan politik dunia yang semakin kompleks.
“Sebagai pemimpin baru, Prabowo tentu akan terus belajar dan menyesuaikan kebijakan luar negerinya dan ini adalah bagian dari dinamika pemerintahan yang harus dihargai,” tutup Fahmi.