Bulog berkomitmen untuk dapat terus berkontribusi dalam menjaga inflasi nasional.
Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi sepanjang 2019 tercatat hanya 2,72%, terendah dalam 20 tahun terakhir. Harga komoditas yang terkendali, terutama beras, menjadi salah satu faktor kunci capaian positif tersebut. Demi melanjutkan tren positif yang ada, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan pihaknya akan meningkatkan berbagai upaya yang telah dilaksanakan pada tahun lalu. Salah satu upaya yang memberikan dampak signifikan adalah operasi pasar.
Sepanjang 2019, perseroan menggelontorkan beras sebesar 660 ribu ton ke seluruh wilayah Indonesia. Upaya itu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, baik ketika terjadi lonjakan harga maupun tidak.
“Ketika harga rendah atau tinggi, kami terus pasok beras ke pasar dan itu terbukti bisa mengendalikan harga,” ujar Tri kepada wartawan, Jumat (3/1).
Tri optimistis target tersebut bisa dicapai lantaran, mulai 2020, perseroan akan memasok stok ke toko-toko ritel yang berada di bawah naungan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Saat ini, Aprindo mewadahi 150 perusahaan dengan jumlah gerai lebih dari 45.000 unit di 30 provinsi di Tanah Air.
“Dengan kerja sama ini, sekarang kami memiliki jaringan yang lebih luas. Masyarakat bisa mendapatkan beras bulog yang punya kualitas baik dan harga terjangkau dengan lebih mudah. Per 1 Januari sudah ada beras kami yang dipasok ke Indomart dan Alfamart,” tutur Tri.
Upaya maksimal dalam mendistribusikan beras murah ke berbagai wilayah wajib dilakukan terutama pada saat-saat separti sekarang ketika bencana banjir mengintai setiap waktu.
“Kami harus menjamin ketersediaan beras di pasar agar harga tidak naik. Terutama pada Januari sampai Maret, dalam kondisi cuaca seperti ini, kami harus sangat bisa mengendalikan harga,” sambungnya