JAWA Timur mencatatkan penambahan kasus positif covid-19 harian tertinggi dan mengalahkan DKI Jakarta sebagai episentrum korona di Indonesia. Pada Jumat (29/05/2020), penambahan kasus positif harian di Jatim bisa dibilang menjadi yang tertinggi, yakni 101 orang.
Dengan begitu, total kasus positif di Jawa Timur tercatat 4.414 orang, yakni terbanyak kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Pada 21 Mei 2020, Jatim bahkan mencapai angka penambahan kasus positif harian tertinggi, yakni 502 orang.
Secara harian, penambahan kasus di Jatim rata-rata di atas 100 kasus positif hingga hari ini. Hanya pada saat Lebaran 24 Mei 2020, kasus positif bertambah di bawah 100, yakni 68 kasus, dan 26 Mei 2020 sebanyak 57 orang.
Pada 22 Mei 2020, penambahan kasus di Jatim tercatat 131 orang. Pada 23 Mei, penambahan kasus harian di Jatim tercatat 466 orang. Pada 25 Mei 2020 atau hari kedua Lebaran, angka kasus harian meningkat dari hari sebelumnya menjadi 223 orang. Pada Rabu, 27 Mei 2020, penambahan kasus positif harian di Jatim tercatat 199 orang.
Itu yang membuat Badan Intelijen Negara (BIN) tergerak untuk membantu Pemerintah Kota Surabaya. Penyerahan bantuan alkes ini diwakili oleh Sekretaris Utama (Sestama) BIN Bambang Sunarwibowo sebagaimana arahan dari Kepala BIN Budi Gunawan. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menerima langsung bantuan ribuan alkes, di antaranya berupa APD, alat rapid test, dan PCR di Gedung Balai Kota Surabaya, Jawa Timur.
“Saya terima kasih banyak. Alhamdulillah, ini sangat penting untuk kami. Terima kasih Pak Kepala BIN Budi Gunawan, terima kasih Pak Sesma (Bambang Sunarwibowo). Terus terang bantuan ini sangat penting,” ucap Risma.
Risma menyampaikan alat-alat kesehatan yang dimiliki Pemkot Surabaya untuk melakukan pelacakan masih sangat minim dan belum canggih. Bahkan rapid test yang dimiliki Pemkot Surabaya, hasilnya dalam satu hari hanya sedikit.
“Permasalahan kenapa ini panjang karena hasil rapid saja bisa satu hari cuma 70. Padahal, yang di tes banyak,” ujarnya.
Bambang mengatakan bantuan ini diharapkan dapat membantu Pemkot Surabaya untuk memutus rantai penularan Covid-19. “Kami berharap bantuan ini dapat mengurangi beban Pemkot Surabaya dan dapat mempercepat penanganan covid-19 di wilayah Jawa Timur, khususnya Surabaya sebagai episentrum penyebaran virus korona di Jawa Timur,” Bambang.
Bantuan yang diberikan oleh BIN untuk Pemkot Surabaya ialah berupa 2 unit real time PCR, 5.000 unit test reagent PCR, 5.000 unit tes VTM, 1 unit laminer airflow cabinet, 1 unit PCR box, 2 unit vortex, 3 unit mini centrifuge My SPIN 12 mini centrifuge, 2 unit refrigerator, 1 unit freezer (-20 C), 3 unit micropipetle set, 2 unit biosafety cabinet, 2 unit automatice extraction machine, 1 unit refrigerated centrifuge, 1 unit autoclave, 1 unit thermal mixer, 1 unit thermal block, 1 oven, 1 freezer (-80 c), alat pelindung diri (APD) lengkap berisi mask N95 sebanyak 8.000 pcs, isolation gown 8.000 pcs, protective eyewear 8.000 pcs, latex glove 8.000 pcs, medical shoes cover 8.000 pasang, serta 15.000 alat rapid test.
BIN juga meluncurkan 1 mobil laboratory covid-19 yang dapat melaksanakan PRC test karena jumlah reaktif di Surabaya sangat tinggi. Jadi, ada 2 unit mobil laboratory covid-19 bantuan BIN di Surabaya.
Bantuan ini rencananya akan didistribusikan oleh Tri Rismaharini ke 20 rumah rumah sakit rujukan dan 30 nonrujukan di Surabaya yang menangani pasien khusus covid-19.
Sumber: https://mediaindonesia.com