ogyakarta, Sabtu, 8 Februari 2025 – Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM
Nusantara) menggelar acara Pengukuhan & Diskusi Publik bertajuk “Mahasiswa dalam Asta
Cita: Tantangan, Peran, dan Pembangunan Berkelanjutan” pada Sabtu, 8 Februari 2025, di
Convention Hall UIN Sunan Kalijaga. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademisi,
praktisi, dan mahasiswa dari berbagai Universitas di Yogyakarta. Diskusi yang berlangsung
secara luring ini menghadirkan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, S.Ag.,
M.A., M.Phil., Ph.D dan Wakapolda DIY, BRIGJEN. POL. Adi Vivid A.B., S.I.K., M.Hum.,
M.S.M. Hadir pula Dr. Puspita Wijayanti, MMRS., seorang dokter sekaligus aktivis sosial,
serta Sekretaris Daerah BEM Nusantara DIY 2024, Saverius Saputra Hamur.
Acara ini dimulai pukul 10.00 WIB dengan pertunjukan tarian Nusantara yang
dibawakan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta. Setelah itu, dilanjutkan dengan menyanyikan
lagu Indonesia Raya, Hymne BEM Nusantara, dan Hymne UIN Sunan Kalijaga. Sambutan
pertama disampaikan oleh Presiden Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Umar Maruf, yang
menegaskan bahwa BEM Nusantara memiliki peran strategis dalam mengembalikan peta
gerakan mahasiswa di Yogyakarta sebagai salah satu pusat pergerakan nasional. Sambutan
kedua diberikan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, yang menyoroti pentingnya Asta Cita
sebagai pedoman utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ia menegaskan bahwa
mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keadilan sosial, kebebasan
berekspresi, serta penguatan sumber daya manusia yang unggul untuk menopang
pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, Koordinator Daerah BEM Nusantara DIY, Mohm.
Rafli Ilham, dalam sambutannya menekankan bahwa perjuangan mahasiswa tidak dapat
dipisahkan dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Ia menegaskan bahwa BEM Nusantara
harus menjadi wadah jejaring yang lebih luas serta menjadi kontrol sosial yang konstruktif
terhadap kebijakan pemerintah.
Diskusi publik ini juga menghadirkan berbagai perspektif mengenai peran mahasiswa
dalam Asta Cita. Wakapolda DIY, BRIGJEN. POL. ADI VIVID A.B., S.I.K., M.Hum.,
M.S.M., dalam pidatonya menyoroti bagaimana sejarah Indonesia telah membuktikan bahwa pemuda merupakan agen perubahan yang memiliki potensi besar dalam mendorong pergerakan
sosial dan pemberdayaan masyarakat. Ia juga menegaskan pentingnya pemuda untuk tetap
kritis terhadap kebijakan pemerintah serta aktif dalam menciptakan solusi konkret bagi
tantangan sosial yang ada. Dalam sesi diskusi, Dr. Puputta Wijayanti, M.MIS., menyampaikan
bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mengawal dan menganalisis kebijakan
pemerintah. Ia menekankan bahwa Asta Cita harus benar-benar menjadi pedoman transformasi
yang inklusif, bukan hanya menguntungkan segelintir pihak. Selain itu, ia juga menyoroti
persoalan ketimpangan gender dalam aspek ekonomi, terutama dalam akses perempuan
terhadap sumber daya keuangan.
Sementara itu, Saverius Saputra Hamur menegaskan bahwa Asta Cita harus mampu
memperkokoh ideologi Pancasila, pembangunan berkelanjutan, serta kemajuan teknologi. Ia
juga mengingatkan bahwa mahasiswa saat ini harus lebih peka terhadap realitas sosial dan tidak
hanya terbatas pada sosialisasi, tetapi juga harus mampu melakukan aksi nyata dalam
memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Dalam kesimpulannya, diskusi ini menegaskan
bahwa mahasiswa harus berperan aktif sebagai agen perubahan dengan menguasai data,
melakukan kajian berbasis riset, serta memanfaatkan teknologi digital sebagai media edukasi
dan advokasi. Kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Acara diskusi
dan pelantikan BEM Nusantara ini kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif, di
mana para peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan gagasan mereka
terkait peran mahasiswa dalam mewujudkan Asta Cita.
Sebagai penutup rangkaian acara, peserta diajak untuk berpartisipasi dalam dua
kegiatan menarik, yaitu Bilik Suara dan Cek Kesehatan Gratis. Dalam Bilik Suara, peserta
dapat memasuki ruang khusus untuk menyampaikan aspirasi, keluh kesah, atau curhatan
mereka melalui alat perekam. Topik yang dibahas bebas, mulai dari pendidikan, lingkungan,
kebebasan, hak-hak, ide-ide kreatif, hingga pengalaman pribadi seperti percintaan. Semua
rekaman bersifat anonim, dan beberapa rekaman terpilih berpotensi dijadikan podcast atau
bahkan diolah menjadi sebuah lagu. Selain itu, tersedia layanan Cek Kesehatan Gratis bagi
peserta yang ingin memeriksakan kondisi tubuh mereka. Dengan mengunjungi lokasi
pemeriksaan kesehatan, peserta dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka secara umum dan
mendapatkan saran dari tenaga medis yang bertugas. Dengan adanya kedua kegiatan ini,
diharapkan peserta tidak hanya mendapatkan wawasan baru dari diskusi yang telah berlangsung, tetapi juga memiliki kesempatan untuk menyalurkan suara mereka serta menjaga
kesehatan sebagai bagian dari kepedulian terhadap diri sendiri dan masyarakat. Acara ini
menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam membangun Indonesia
yang lebih baik, sehat, dan inklusif.