Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, budaya, dan spirit perjuangan panjang. Namun hari ini kita menyaksikan bagaimana ruang-ruang kebebasan akademik, kemanusiaan, dan demokrasi justru mulai dikebiri oleh negara. Ketika bangsa lain sedang berbicara tentang kemajuan peradaban dan kesejahteraan mental, kita justru masih berhadapan dengan kondisi kesehatan mental yang sangat masif serta suara-suara kritis kami diangap provokasi.
Momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia menjadi titik refleksi bagi kita semua, bagaimana mungkin berbicara tentang kesehatan mental, jika di negeri ini masih banyak anak muda, mahasiswa, dan aktivis yang justru dikekang oleh struktur sosial seraya suara yang kritis menjadi terali besi? Kesehatan mental bukan hanya soal individu, tetapi juga soal sistem sosial dan politik yang adil.
Negara yang gagal menciptakan ruang aman untuk berpikir dan berbicara adalah negara yang turut memperparah krisis kesehatan mental generasinya. Ketika tekanan sosial, ekonomi, dan kekerasan struktural dibiarkan tumbuh, maka penderitaan mental rakyat adalah konsekuensi yang tak terhindarkan.
Oleh karena itu, Forum BEM Se-DIY menyatakan bahwa memperingati Hari Kesehatan Mental bukan hanya tentang empati, melainkan tentang perlawanan terhadap sistem yang melahirkan ketimpangan dan penindasan. Kami berdiri bersama rakyat dan menyerukan agar negara menunaikan tanggung jawab moral dan konstitusionalnya. Oleh karena itu kami menuntut sebagai berikut:
- Menuntut negara menjamin layanan kesehatan mental yang inklusif, terjangkau, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Mendorong sistem pendidikan yang manusiawi dan berpihak pada perkembangan emosional peserta didik, bukan sekadar menuntut kompetisi tanpa arah.
- Menolak segala bentuk kekerasan struktural dan kebijakan publik yang menimbulkan tekanan sosial dan memperburuk kondisi mental masyarakat.
- Menuntut negara menghentikan kekerasan terhadap rakyat, aktivis, dan mahasiswa yang menggunakan hak konstitusionalnya untuk bersuara.
- Menyerukan agar negara segera membebaskan seluruh aktivis Yogyakarta yang ditahan tanpa syarat.
- Menuntut pembebasan seluruh tahanan politik di Indonesia, sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.
- Mendesak pemerintah untuk merumuskan kebijakan nasional yang komprehensif dan berkeadilan terkait kesehatan mental.
- Menolak stigmatisasi terhadap penderita gangguan mental dan menuntut jaminan perlindungan sosial bagi mereka.
Kami percaya, demokrasi tanpa kebebasan adalah kepalsuan, dan kesehatan mental tanpa keadilan sosial hanyalah ilusi. Yogyakarta harus kembali menjadi wajah Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, dan keadilan. Dari titik nol kilometer Yogyakarta, kami berseru dengan lantang “Pulihkan kemanusiaan, bebaskan aktivis, dan hadirkan negara yang berpihak pada rakyat!”.
Koordinator Forum BEM Se-DIY
(Faturahman Adjan Djaguna)
