Danantara Indonesia menempati peringkat keenam dalam daftar dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Funds/SWF) terkuat di dunia, menurut laporan The World in Maps. Dengan nilai assets under management (AUM) mencapai US$983 miliar, SWF Indonesia ini berhasil melampaui beberapa dana tertua di dunia.
“Salah satu yang menonjol dalam peringkat tahun ini adalah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, SWF Indonesia. Dengan nilai luar biasa sebesar US$983 miliar,”.
Tidak seperti banyak SWF lain yang berbasis pada sumber daya alam, Danantara Indonesia lebih berfokus pada infrastruktur, transformasi digital, dan pembangunan berkelanjutan. Strategi ini menarik minat investor global yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat.
“SWF ini berkembang pesat, bahkan telah melampaui beberapa SWF tertua di dunia. Berbeda dengan dana berbasis sumber daya alam, SWF Indonesia lebih berfokus pada infrastruktur dan ekonomi digital, menarik minat investor global yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi negara ini,” tulis The World in Maps.
Selain menjadi wadah pengelolaan aset BUMN, Danantara Indonesia juga berperan sebagai instrumen strategis untuk memperkuat industri ekonomi dan pasar global Indonesia. Laporan tersebut menyoroti bahwa dengan semakin besarnya pengaruh SWF seperti Danantara, tren investasi global mengalami pergeseran dari pusat-pusat keuangan tradisional.
“Dengan negara-negara seperti Indonesia yang dengan cepat naik peringkat, lanskap SWF menjadi semakin beragam, menandai pergeseran dari pusat-pusat keuangan tradisional,” imbuh laporan tersebut.
Sejalan dengan pencapaiannya, Presiden Prabowo Subianto mengundang miliarder Amerika Serikat, Ray Dalio, untuk memberikan masukan terkait pengelolaan investasi Danantara. Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, Prabowo menegaskan pentingnya strategi investasi yang tepat agar pengelolaan aset Indonesia dapat dilakukan dengan baik.
“Kita mengundang semua pihak yang bisa memberi kita suatu pandangan-pandangan yang kritis, pengalaman mereka bagaimana mereka melakukan investasi, sehingga nanti pengelolaan aset-aset Indonesia itu bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehati-hati mungkin,” ujar Presiden, Senin, 10 Maret 2025.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, juga memberikan sinyal kemungkinan Ray Dalio akan terlibat dalam kepengurusan lembaga tersebut. “Kalau hari ini datang ke sini kemudian sharing dengan kami, tentunya beliau juga alhamdulillah, tadi kita sudah salaman,” ungkapnya.
Sementara itu, pemilik Grup Artha Graha, Tommy Winata, menyoroti pentingnya penciptaan lapangan kerja di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi belakangan ini. “Pokoknya ada penciptaan lapangan pekerjaan juga supaya masyarakat lebih baik hidupnya, lebih makmur,” katanya.
Pemerintah Prabowo sebelumnya telah resmi meluncurkan Danantara pada Februari lalu. Lembaga ini mengelola aset BUMN senilai Rp14.700 triliun dan diharapkan menjadi mesin pembangunan kedua di luar APBN.