Restrukturisasi yang tengah dilaksanakan Menteri BUMN, Erick Thohir dalam mengurai masalah PT Asuransi Jiwasraya merupakan langkah tepat dan elegan.
Hal ini disampaikan Riano Oscha Ketua Umum Laskar Rakyat Jokowi dalam rilisnya pada Jumat (27/12/2019).
Ia menyebut pemerintahan Jokowi pada periode kedua, terkuak ke publik permasalahan berbagai BUMN besar. Salah satunya kasus Jiwasraya, yang telah diketahui tiga tahun silam dan sudah dalam proses untuk dituntaskan.
“Gebrakan yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu langkah pembenahan BUMN, termasuk langkah restrukturisasi Jiwasraya. Hal ini harus diacungkan jempol, karena upaya Menteri BUMN ini harus dipandang sebagai penyelamatan aset-aset negara” ujar Riano.
Bagi Riano, proses restrukturisasi ini membutuhkan waktu setidaknya selama 6 bulan. Ia mengatakan tentu langkah ini harus direspon konstruktif bahwa upaya Menteri BUMN tersebut merupakan langkah reformasi birokrasi yang bebasis kinerja. Hal tersebut sejalan dengan Visi Indonesia Maju yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.
Riano mengatakan sebagai organ relawan mendukung dan terus mengawal semua tindakan dan upaya yang dilakukan oleh Erick Thohir dalam membenahi BUMN-BUMN dalam rangka menyelamatkan aset-aset negara, terkhusus persoalan Jiwasraya ini.
“Jangan terpengaruh dan tidak ada yang perlu ditakuti dari berbagai pernyataan sumbang terhadap Kementerian BUMN, terkhusus kepada pribadi Pak Menteri. Fokus saja pada pembenahan dan bersih-bersih BUMN ini, apalagi berbagai pernyataan tersebut tidak berdasarkan fakta dan data yang valid”, ucap Riano.
Riano menuturkan, menata kembali Jiwasraya yaitu manajemen Jiwasraya, cashflow, instrumen investasi, maupun asset dan kewajibannya bukanlah langkah mudah, sebab membutuhkan konsep dan pemikiran seseorang yg memiliki basic insting of business, experience dan kecakapan membaca manajemen resiko dan manajemen sumber daya manusia.
“Kapasitas itu dimiliki Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai seorang pengusaha sukses. Ia paham betul bagaimana merespon kemelut default Jiwasraya terhadap portofolio yang dimiliki nasabah dengan nilainya sebesar Rp. 12,3 Triliun itu” jelas Riano.
Terpisah, Yuyun Pirngadi selaku Ketua Umum Pondasi Jokowi Satu (Pojok Satu) menjelaskan gagal bayar (default) Jiwasraya selama ini, memang tidaklah berdiri sendiri. Secara time series, sejak 2006 hingga 2014, upaya memoles neraca keuangan agar lebih kinclong sudah berlangsung lama.
“Pertanyaannya, mengapa cara itu dilakukan? Dalam bisnis membangun kinerja keuangan perusahaan sesuatu keniscayaan, apalagi jika ingin listing di bursa saham, itu sesuatu yang banyak dilakukan oleh korporasi,” kata dia.
Dalam relasi tersebut, Yuyun menilai Jiwasraya menawarkan instrumen investasi berupa Saving Plan Product, berjalan secara alami.
“Namun, perusahaan pelat merah ini mengalami gangguan manajemen yang terinternalisasi oleh kepentingan penguasa ketika itu. Tak heran, direktur utama (dirut) maupun komisaris selama rezim terdahulu terinternalisasi dalam ranah kepentingan the rulling class dan the rulling party sehinggabisnis Jiwasraya pun tak sehat” ujar Yuyun.
Ia mengatakan kecenderungan ekspansif tanpa mengukur kemampuan besaran asset dan kewajiban, ia lakukan. Bahkan, untuk membuat laporan keuangannya saja, terkesan konspirasi dengan akuntan publik dengan melakukan window dressing”.
“Memang, saving plan product diminati nasabah, kemudian tata kelola dana instrumen investasi yang diperoleh Jiwasraya di reinvestasikan dalam bentuk saham. Di lantai bursa, saham yang dimiliki Jiwasraya pada rentang waktu tertentu mengalami risiko fluktuatif. Akibatnya, terjadi penyusutan aset Jiwasraya dan cashflow terganggu. Ironisnya, rezim saat itu mendiamkan dan semakin kronislah Jiwasraya ketika permohonan PMN tidak digubris pemerintah,” jelas Yuyun.
Pada prinsipnya, Yuyun menegaskan organ relawan Laskar Rakyat Jokowi (LRJ) dan Pondasi Jokowi Satu (Pojok Satu) berikhtiar mendukung upaya bersih-bersih yang dilakukan menteri BUMN Erick Thohir.
“Kami akan terus mengawal dan bergerak jika ada pihak-pihak yang akan mengganggu jalannya proses perbaikan/penyelamatan aset-aset negara tersebut. Selamat bekerja Pak Erick Thohir, semoga Tuhan selalu memberikan kekuatan,” pungkasnya.