Petani di beberapa daerah mulai melakukan panen raya di tengah penyebaran virus covid-19 yang terjadi. Bahkan ada yang produksi gabah kering giling (GKG) meningkat hingga mencapai 6,5 ton per hektare.
Ketua Gerakan Petani Mandiri Indonesia, Jawa Barat, Yuyun Suyud mengatakan panen raya terjadi di Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut. Para petani di wilayah tersebut, imbuhnya, langsung melakukan pengolahan tanah walau pandemi covid-19 sedang berlangsung.
Petani yang sudah melakukan panen raya di bulan Maret mengalami peningkatan produksi dan rata-rata yang didapatkannya antara 6,5 sampai 7 ton per hektare gabah kering giling. Peningkatan tersebut sangat luar biasa saat bangsa Indonesia sedang dilanda virus korona.
Yuyun mengatakan produksi gabah kering dan gabah kering basah yang dihasilkan oleh para petani di tahun 2020 ini mendapatkan berkah hingga mereka bisa tetap menjaga ketahanan pangan. Produksi gabah yang telah dihasilkan petani saat ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena tahun lalu lahan persawahan dilanda kekeringan.
“Untuk sekarang ini, petani sudah kembali lagi meningkatkan produksi gabah termasuk lahan yang ditanami singkong, ubi, dan lainnya. Dari panen ini, berbagai kebutuhan bisa dipenuhi. Selain itu, mereka bisa menyimpan atau menjualnya meskipun harga beras di setiap pasar tradisional tidak ada kenaikan.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Uca mengatakan, panen raya sudah mulai terjadi. “Tidak hanya Kota Tasikmalaya saja, tetapi semua telah melakukan panen. Hasil produksi yang mereka dapatkan ada peningkatan setelah sebelumnya telah dilanda kekeringan.
Terjadinya panen raya di beberapa daerah, menurut Uca, dapat menjaga ketahanan pangan. “Diharapkan harga beras jelang Ramadan dan Idul Fitri tetap stabil.