Suara Yogyakarta – Maraknya aksi Klitih Jogja dalam beberapa hari terakhir, disikapi Pemkot Yogyakarta dengan memastikan kesiapan CCTV , serta lampu penerangan jalan umum (PJU) di wilayahnya.
Sehingga, segala gerak-gerik mencurigakan pun bisa secepatnya terdeteksi.
Wakil Wali Kota Yogyakarta , Heroe Poerwadi menyampaikan, saat ini ratusan CCTV sudah terpasang di setiap sudut kota.
Karena itu, ia meminta kepada jajarannya untuk melakukan pengecekan, guna memastikan semuanya bekerja dengan baik, agar potensi kejahatan jalanan pun bisa diredam.
“Jadi, CCTV , kemudian lampu-lampu (PJU) kita on-kan semua, supaya kegiatan-kegiatan masyarakat di setiap sudut bisa kita pantau. Letaknya sampai sejauh ini sudah cukup merata, jadi bisa dimaksimalkan,” katanya, Kamis (30/12/2021).
Heroe menuturkan, selama ini peran CCTV sangat krusial, dalam mendeteksi potensi-potensi klitih di Kota Yogyakarta.
Bagaimana tidak, setiap terdeteksi kumpulan anak-anak muda di jalanan yang terindikasi tidak punya tujuan pasti, langsung disambangi Satpol PP, maupun kepolisian.
“Kita juga minta kerja sama dari pemilik CCTV , baik rumah pribadi, atau perkantoran, jika ada kasus di sekitar situ, bisa segera menyampaikan informasi pada kami, untuk jadi bahan pencegahan insiden-insiden sejenisnya,” tegasnya.
“Sekarang semua wilayah harus waspada, karena mereka itu kan motifnya acak. Sempat hilang lama, terus muncul lagi, kita tidak memahami betul itu, ya,” tambah Wawali.
Lebih lanjut, Heroe menyampaikan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan kepolisian, kejaksaan, Kemenag, KPAI, dan aktivis-aktivis perlindungan anak, untuk membahas upaya penyelesaian aksi klitih tersebut.
Khususnya, mengenai penanganan hukum yang tepat, sekaligus mengena.
“Kita sepakat harus ada efek jera kepada pelaku klitih yang tertangkap. Tapi, selain itu, upaya-upaya persuasif tetap harus dilakukan untuk menumbuhkan empatinya, karena mereka rata-rata masih anak muda kan,” katanya.
Salah satunya, selain penanganan secara hukum, dibarengi pula dengan sanksi berupa kerja sosial, baik di panti asuhan, maupun panti jompo.
Dengan memberikan perhatian pada orang-orang di sana, diharapkan rasa empati itu bisa tumbuh dan terbangun di benak pelaku kejahatan jalanan.
“Ini sedang kita susun bareng-bareng. Terutama bersama KPAI dan Polresta Yogyakarta, untuk tahapan-tahapan penaganan kasus klitih. Sedang kita susun,” ungkapnya